DAMPAK EKONOMIS SERTIFIKAT HALAL

 DAMPAK EKONOMIS SERTIFIKAT HALAL

DAMPAK EKONOMIS SERTIFIKAT HALAL

DAMPAK EKONOMIS SERTIFIKAT HALAL

Salam wa Rahmah. Teman-teman..semoga sehat selalu dimana saja anda berada. amiin.

Ada sebauh pertanyaan yang masuk berkenaan dengan pengurusan Sertifikat Halal (SH-red). 

Pertanyaanya adalah seberapa pentingkah pengurusan SH ini bagi pelaku usaha? dan apakah dengan adanya SH ini produk/barang Pelaku Usaha punya kontribusi yang benar-benar positif ? 

Ataukah ini hanya sekedar "gugur kewajiban" saja karena pelaku usaha kita kan banyak yang muslim ?? apa cukup " nendang "? 

Dari perspektif ekonomi, apakah sertifikasi halal memberikan peningkatan manfaat atau peningkatan biaya ? makin rugi atau makin untung..?

Ok..saya ingin berbagi tentang hal ini. 

Mari sedikit bermain data statistik, data ini saya ambil dari seminar Zoom yang disampaikan oleh Bpk. Oktofa Yudha Sudrajad,PHD (Direktur CIBF SBM ITB),pada tanggal 23 April 2022 dengan penambahan dan catatan2. 

Mari kita ulik, Usaha Mikro Kecil dan menengah (UMKM) memberikan kontribusi sekitar 60% terhadap total Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Indonesia. 

Nah, secara umum, PDB adalah jumlah produksi baik itu barang atau jasa yang sudah dihasilkan oleh unit produksi di suatu daerah pada waktu tertentu.PDB adalah salah satu indikator untuk menilai perkembangan ekonomi suatu negara.

Dengan kata lain, PDB dapat dijadikan tolok ukur dari pertumbuhan ekonomi sebuah negara. Selain itu, dapat dikatakan PDB adalah sebagai indikator ekonomi negara dalam mengukur jumlah total nilai produksi, yang mana jumlah total ini dihasilkan oleh seluruh individu atau perusahaan baik itu yang dimiliki dalam negeri maupun negara asing.

PDB Indonesia sekitar Rp. 13.000 Trilyun (Sumber: SBM ITB)

Total Pendapatan UMKM kita adalah sekitar Rp. 8.160 trilyun, dengan komposisisebagai berikut : 

- Usaha Mikro menyumbang sekitar Rp. 3000 trilyun per tahun

- Usaha Kecil Rp. 1.360 trilyun

- Usaha Menengah sekitar Rp. 1.800 trilyun; dan

- Usaha Besar menyumbang Rp. 5.500 trilyun

berikut klasifikasi nya:

1. Usaha Mikro, asetnya (tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha) maksimal 50 juta, omset dalam setahun Rp. 300 juta.

2. Usaha Kecil. asetnya lebih dari 50 juta-500 juta. omset per tahun 300 juta- Rp. 2,5 Milyar.

3. Usaha Menengah, asetnya mulai dari Rp. 500 juta- Rp. 10 milyar, dengan omset dari 2,5 Milyar- 50 Milyar.

4. Usaha Besar, asetnya lebih dari Rp. 10 miliar, dengan omset lebih dari Rp. 50 miliar.

BAGAIMANA SEBARAN USAHA INDUSTRI MIKRO KECIL ?

Dari Lima pulau terbesar di Indonesia, market share untuk Industri Mikro Kecil sebagai berikut: Sumatera (14,6%) , Jawa (63,1 %), Kalimantan(3,5%), Sulawesi(8,3%), Maluku&Papua (1,2%) dan Bali dan Nusa Tenggara (9,3%).

Perputaran usaha masih banyak di Pulau Jawa, Sumatera kemudian Bali-Nusa Tenggara.

Sebanyak 63,1%  yang tersebar di Pulau Jawa. Industri mikro dan Kecil tahun 2020 banyak berada di Jawa Tengah. 

Jateng adalah provinsi dengan jumlah usaha UMK terbesar, yaitu 860 ribu usaha. Industri Makanan adalah kelompok industri yang memiliki market share paling besar.Besarannya sekitar 36,08%.(https://www.bps.go.id)

BAGAIMANA DENGAN PENDAPATAN MENURUT SKALA USAHA ?

- Untuk Kategori Mikro, jumlah unit Usaha sebanyak Rp.62 juta unit. Total pendapatan Usaha Rp. 4.727 trilyun dan rata-rata pendapatan per unit usaha Rp. 76 juta per tahun  atau Rp. 253.000 per hari.

- Untuk kategori usaha kecil, berjumlah 757.090 unit. Total pendapatan usaha Rp. 1.234.trilyun, dengan rata-rata pendapatan per unit usaha Rp. 1.6 miliar  per tahun atau sekitar Rp. 99 juta perhari (https://www.ukmindonesia.id).

Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa Kelompok Industri Makanan dan Minuman jumlah unit usaha dan jumlah pendapatan usahanya termasuk sangat mendominasi.

APAKAH BIAYA SERTIFIKASI HALAL INI MEMPENGARUHI PENDAPATAN USAHA?

Mari kita tengok...

- Untuk kategori mikro, dengan rata2 pendapatan usaha 76 juta tadi, dengan biaya sertifikasi usaha Rp. 300 rb maka persentase terhadap keuntungannya adalah  0,7 % dari pendapatan.

- Untuk kategori kecil, dengan rata2 pendapatan 1,6 milyar dengan biaya rata2 sertifikasi Rp. 300rb maka pesentase terhadap keuntungannya  0,03% dengan asumsi keuntungan 30% dari omset. 

Dari data ini dapat disimpulkan bahwa adanya biaya setifikasi halal yang saat ini dikeluarkan oleh pemerintah relatif lebih kecil (tidak signifikan) dibandingkan dengan pendapatan maupun keuntungan yang dihasilkan oleh pelaku usaha. Kurang dari 1% dari keuntungan yang diterima. Woww... 

APA DAMPAK POSITIF HALAL TRADE BAGI EKONOMI INDOENSIA ?

Berdasarkan Indonesia Halal Markets Report 2021/2022 mencatat, bahwa pertumbuhan ekspor produk halal,foreign direct investmen(FDI) dan substitusi impor ternyata dapat mendorong peningkatan PDB nasional Indoensia sebesar 5,1 miliar dolar.

Perdagangan menjadi komponen kunci dari total pengeluaran muslim, yang meliputi produk makanan dan minuman halal, fashion, farmasi dan kosmetik sebagai sektor utama yang dipengaruhi oleh persyaratan sertifikasi halal.

Peningkatan kinerja perdagangan yang disorong oleh investasi disektor ini tentu akan berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi nasional secara keseluruhan. Dari informasi tersebut SH berpotensi sangat besar meningkatkan PDB Nasional yang berasal dari ekspor produk halal maupun produk halal pengganti impor.

FOOD and BEVERAGE

Anda pingin tahu 5 Negara Muslim dengan konsumsi halal terbesar, berikut urutannya:

1. Indonesia

2. Bangladesh

3. Egypt

4. Pakistan

5. Nigeria  (sumber: Indonesia halal marketr report 2021/2022).

Dari data ini berarti Indonesia jadi pengkonsumsi terbesar didunia, dalam industri halal kategori makanan dan minuman. Bisa menjadi peluang atau tantangan. Kita bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri jika ekosistem halal kuat, tetapi bisa juga sebaliknya menjadi "sasaran" produk dari luar negeri yang sudah ber-SH.

Berikut,5 Negara Pengekspor Produk Halal:

1. Brazil

2. India

3. USA

4. Rusia

5. China

7. Indonesia

Ternyata banyak negara non-muslim yang menguasai produksi barang/jasa halal. Kita harusnya waspada dan mempersiapkan diri semaksimal mungkin. Jangan terlambat. Ironis jika negara muslim tidak menjadi leader untuk masyarakatnya sendiri.

5 Negara Muslim Pengimport terbesar produk halal:

1. Saudi Arabia

2. Indonesia

3. Malaysia

4. Turkey

5. Egypt

(Sumber:Indonesia halal marketr report 2021/2022)

Indonesia berpeluang untuk menjadi pemimpin ekspor produk halal antara sesama negara muslim. Mari kita tingkatan.

Kaum Muslim Indonesia menghabiskan produk halal dengan jenis produk mana aja?? Ok,  berikut urutan teratas konsumsi muslim Indonesia;

1. Makanan dan Minuman

2. Kosmetik

3. Media dan Rekreasi

4. Obat-obatan

5. Travel dan tourism

6. Fashion

Pada akhirnya, terdapat korelasi positif antara adanya Sertifikat Halal dengan preferensi dan nilai ekonomis kaum Muslim untuk membeli produk halal. 

Jadi apakah Peluang besar ini layak kita perjuangkan ???

Wallahu a'lam

Baca Juga